Pembangunan dan sistem pendidikan di suatu negara ditentukan oleh ciri-ciri politik-ekonomi-sosial-budaya bangsa yang bersangkutan. Sejarah membuktikan bahwa pendidikan dan pelatihan dalam pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pertanian dan industri telah meningkatkan produktivitas nasional secara signifikan.
Sejalan dengan alur berpikir itu pada umumnya semua kalangan, yaitu politisi, pemerintah, ahli ekonomi, pendidikan, dan lain-lain, sepakat bahwa pendidikan itu penting dan harus mendapat perhatian pokok dalam pembangunan. Akan tetapi, penempatan pendidikan sebagai prioritas dalam pembangunan tidak selalu mengambil bentuk dan porsi yang besar seperti yang digambarkan pada alam berpikir di atas, utamanya bila tiba pada pengalokasian dana.
Pelaksanaan pendidikan di berbagai negara khususnya negara-negara berkembang menghadapi banyak masalah, seperti masalah, biaya, kendala anggaran, kekuarangan buku teks, dan penggunaan alat bantu dosen yang kurang memadai, sehingga menyebabkan berbagai dampak negatif seperti: pendidikan kurang berkualitas dan kurang efisien, kurangnya penyediaan pendidikan yang relevan dengan sasaran pembangunan, pembaharuan kurikulum, dan sulitnya jangkauan pendidikan yang baik bagi kelompok miskin pedesaan dan mereka yang kurang beruntung.
Tuntutan pekembangan zaman serta perubahan pesat ditingkat global dalam berbagai bidang kehidupan sosial, ekonomi, politik serta teknologi menghendaki kompetensi sumber daya manusia yang tinggi.
Namun untuk mencapai hal tersebut tidak akan pernah terlepas dari kendala, terutama kendala tempat dan waktu, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dan cukup luas selain itu waktu bagi guru yang akan mengikuti program PJJ yang ada tidaklah cukup, dikarenakan mereka harus mengabdikan dirinya sebagai tenaga dosen. Untuk mengatasi hal tersebut digunakanlah metode PJJ yang dapat memberikan kesempatan bagi siap saja untuk meningkatkan kualitasnya, sambil tetap menjalankan tugas mereka sehari-hari.
Smith (1986:2-3) menyebutkan tiga faktor yang mendorong penggunaan PJJ:
1. Laju pertumbuhan yang sangat cepat dari teknologi komunikasi seperti radio, televisi, telepon, dan komputer.
2. Karena perkembangan yang cepat dari ilmu pengetahuan sendiri, orang dewasa, baik demi alasan pekerjaan maupun minat, merasa perlu mencari bentuk pendidikan yang sesuai.
3. Kenaikan biaya pendidikan meningkatkan penggunaan metode PJJ.
Secara lebih rinci dan lengkap, berikut ini dikemukakan berbagai faktor yang menyebabkan orang menggunakan PJJ dalam memecahkan masalah pendidikan yang dihadapi.
1. Daya tampung sistem pendidikan biasa selalu terbatas sesuai dengan kemampuan ruang kelas, begitupun jumlah peralatan yang digunakan, dan ketersediaan serta kemampuan tenaga dosen.
2. Tempat tugas pegawai yang menjadi calon peserta didik tersebar di seluruh pelosok tanah air.
3. Tenaga dosen yang baik belum tentu tersedia setiap diperlukan, sehingga pengelola pendidikan terpaksa menggantikannya dengan dosen yang kurang baik.
Berdasarkan faktor di atas, maka PJJ dapat diterima oleh mereka secara historis. Perkembangan yang menjadi awal dari perkembangan pendidikan jarak jauh antara lain:
Generasi Pertama, Model korespondensi
- Bahan Cetak
Generasi Kedua, Model Multi Media
- Cetak
- Kaset
- Video Rekaman
- Pembelajaran berbasis komputer
- Video Interaktif (VCD, DVD, dll )
Generasi Ketiga , Model Pembelajaran Jarak Jauh
- Telekonfrensi melalui audio
- Konfrensi melalui video
- Siaran Televisi/Radio
Generasi Keempat , Model Pembelajaran Fleksibel
- Multimedia interaktif
- Akses internet
- Komunikasi bermedia Komputer
Generasi Kelima, Model E-Learning
- Web-based courses (multimedia terintegrasi)
- Komunikasi yang dimediasikan komputer
Generasi keenam, Model Pembelajaran Bergerak (mobile)
- Koneksi Nirkabel
- Akses internet melalui www (World Wide Web)
- Palm e-learning (sms, hp/komunikator, personal data assistant)
EmoticonEmoticon