Definisi Bank Soal

  1. Bank Soal

    Secara singkat, bank soal yang biasa dikenal pendidik didefinisikan sebagai kumpulan dari butir-butir tes. Namun bank soal tidak hanya mengacu pada sekumpulan soal-soal saja. Bank soal mengacu pada proses pengumpulan soal-soal, pemantauan dan penyimpanannya dengan informasi yang terkait sehingga mempermudah pengambilannya untuk merakit soal-soal (Thorndike, 1982).

    Millman (dalam J. Umar, 1999) mendefinisikan bank soal sebagai kumpulan yang relative besar, yang mempermudah dalam memperoleh pertanyaan-pertanyaan penyusun tes. "Mudah" mememiliki pengertian bahwa soal-soall tersebut diberi indeks, terstruktur, dan diberi keterangan sehingga mudah dalam pemilihannya untuk disusun sebagai perangkat tes pada suatu ujian.

    Senada dengan pengertian-pengertian di atas, Choppin (dalam J. Umar, 1999) memberikan definisi bahwa bank soal merupakan sekumpulan dari butir-butir tes yang diorganisasikan dan dikatalogan untuk mencapai jumlah tertentu berdasarkan isi dan juga karakteristik butir. Karakteristik butir ini meliputi tingkat kesulitan, reliabilitas, validitas dan lain-lain.

    Dari definisi beberapa ahli, sebagian besar mengharuskan penyimpanan bank soal di dalam komputer. Dalam pengembangan bank soal kecil, memang mungkin dilakukan tanpa bantuan komputer. Tetapi dalam pengembangan bank soal yang besar, tidak mungkin mengembangkan bank soal tanpa bantuan komputer. Hal ini disebabkan karena dalam pengembangan bank soal yang besar, ada beberapa tahapan yang tidak mungkin dilakukan tanpa bantuan komputer.


  1. Website

    Website (World Wide Web) secara singkat disebut web merupakan suatu sistem atau aplikasi internet yang memiliki persentase terbesar untuk mengakses informasi di internet. Website adalah suatu dokumen yang tersimpan di dalam server web yang bisa diakses oleh pengguna komputer. Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).

  2. Framework

    Salah satu alasan mengapa orang menggunakan framework terutama dalam membangun sebuah aplikasi adalah kemudahan yang ditawarkan. Didalam sebuah framework biasanya sudah tersedia struktur aplikasi yang baik, standard coding (1), best practice (2) dan design pattern (3), dan common function (4). Dengan menggunakan framework kita dapat langsung fokus kepada business process yang dihadapi tanpa harus berfikir banyak masalah struktur aplikasi, standar coding dan lain-lain.

    Dengan memanfaatkan design pattern dan common function yang telah ada di dalam framework maka hal tersebut dapat mempercepat proses pengembangan aplikasi. Kita tidak perlu membuat sesuatu fungsionalitas yang bersifat umum. Tanpa disadari ketika kita membangun sebuah aplikasi yang banyak melibatkan banyak fungsionalitas yang telah dibangun itu ternyata sama atau berulang-ulang. Dengan pengelempokkan itulah kita dapat mempercepat pengembangan aplikasi.

    Selain kemudahan dan kecepatan dalam membangun sistem, dengan menggunakan framework tertentu kita juga dapat "menyeragamkan" cara kita mengimplementasikan kode program. Dengan framework kita akan "dipaksa" untuk patuh kepada sebuah kesepakatan. Selain itu juga akan memudahkan pengembang lain untuk mempelajari dan mengubah aplikasi yang telah dibuat apabila kode yang dihasilkan konsisten dan patuh pada sebuah aturan tertentu.


Previous
Next Post »