Metode Pengembangan Waterfall

Metode Pengembangan Waterfall

Konsep standar metode yang sering digunakan oleh para developer web, yaitu metode "Waterfall". Metode Waterfall yaitu metode yang menyerupai prinsip air terjun yang memiliki tahapan serperti berikut,



  1. Perencanaan (Planning)

  2. Design (Designing)

  3. Kode (Coding)

  4. Pengujian Sistem (Testing)

  5. dan Pengembangan (Maintenance)

Untuk lebih jelasnya tentang metode Waterfall dapat dilihat pada grafik berikut:



Gambar Metode Waterfall



  1. Perencanaan Sistem (System Planning/Analysis)

    Sebagai developer diharuskan untuk melakukan perencanaan dan analisis terlebih dahulu sebelum mengerjakan. Misalnya tabel yang dibutuhkan, flowchart, jadwal kerja, pengumpulan bahan dan sebagainya. Pekerjaan sampai tahapan seperti berikut ini juga sering disebut dengan "System Architecture" atau "System Analyst".

  2. Desain Sistem (Designing)

    Setelah rancangan sudah diselesaikan, tahapan selanjutnya adalah melakukan design terhadap aplikasi yang akan dibuat. Misalnya seperti warna, konsep web, font, filosofi dan sebagainya yang dirasa sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Pada tahapan ini pengembang pemrograman web diharuskan mahir dalam penggunaan software seperti Adobe Photoshop, CSS (Cascading Style Sheet).

  3. Penulisan Kode (Coding)

    Tahapan ini merupakan tahap proses yang paling lama memakan waktu dan sangat rumit. Hal ini dikarenakan pada tahapan ini berisi coding-coding yang harus dikerjakan oleh posisi yang berkaitan. Semua tidak akan berjalan tanpa ada tahap coding. Yang bekerja pada Tahapan coding ini biasa disebut dengan istilah Programmer.

    Coding itu terbagi atas 2 jenis, yaitu bersifat Client Side scripting dan juga server Side Scripting. Pada client Side Scripting dapat berjalan pada sisi client tanpa harus menggunakan sebuah server. Misalnya seperti Javascript, HTML, CSS dan yang lainnya. Sedangkan Server Side Scripting hanya dapat berjalan dengan bantuan server. Misalnya seperti PHP, ASP, Perl, JSP dan sebagainya.

  4. Pengujian Sistem (Testing)

    Setelah program selesai, hal yang harus dilakukan ialah melakukan uji coba. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan kepercayaan dari pemesan produk karena tidak mungkin sebuah aplikasi diserahkan kepada pelanggan sebelum dipastikan tidak terjadi bug error.

    Jika terjadi error pada bagian sistem, program akan dikembalikan pada tahapan Coding. Hal yang sama juga dilakukan jika terjadi error pada sisi desain maka harus dikembalikan lagi pada tahapan design. Hal ini terus menerus dilakukan hingga program benar-benar lulus dari tahap pengujian sistem.

  5. Pemeliharaan Web (Maintenance)

Ketika program telah dapat berjalan seperti perencanaan sebelumnya, sering terjadi permintaan tambahan fitur lain dari pihak pemesan program. Maka harus pengerjaan dilakukan lagi sesuai dengan urutan metode waterfall. (Saputra, 2012:19-22)
Previous
Next Post »